Blogger templates

like me please

Followers

Rabu, 26 September 2012

Eko Cahyono inspirator Pustakawan Independen malang


Finalis Satu Indonesia Award 2012 Eko Cahyono dari  Malang)




















Pembebas Buta Huruf

Dukung eko dengan klik disini

Selama 14 tahun, Eko Cahyono menyediakan layanan perpustakaan keliling yang menjangkau seluruh kecamatan  di Kabupaten Malang. Tujuan Lajang 32 tahun ini mengawal keberadaan Pustaka Anak Bangsa selama itu, sangat sederhana tapi mulia.  Masih ada anak-anak yang tidak sekolah, memicu semangatnya untuk membuat mereka bisa membaca dan menulis.

Ide membuat perpustakaan didapat Eko tak lama setelah dia diberhentikan sebagai pekerja pabrik tekstil saat krisis ekonomi melanda seluruh negeri pada 1998. Selain ingin menularkan hobi membaca, Eko ingin mengajak seluruh warga di desanya mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, ibu-ibu dan bapak-bapak untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca buku.

Keberadaan perpustakaan juga menjadi tempat belajar bagi seluruh warga desa agar bisa terbebas dari buta huruf.  "Meskipun masih ada anak-anak yang tidak sekolah, saya ingin mereka tetap bisa membaca dan menulis,"ujar Eko.

Keunikan perpustakaan yang dibuat Eko adalah buka 24 jam penuh, tidak memiliki katalog yang tersusun rapi dan para anggotanya orang bebas meminjam tanpa batasan waktu dan jumlah  buku yang boleh dibawa pulang.  Anggota pustaka yang berjumlah 8.000 orang menunjukkan keberagaman status sosial mulai dari pelajar SD hingga SMA,  ibu rumah tangga, pemuda, tukang bakso,  tukang ojek, dan sebagainya.

Saat ini koleksi Pustaka Anak Bangsa mencapai 53 ribu buku yang hampir seluruhnya diperoleh dari  sumbangan dan hibah baik dari perorangan mau pun lembaga atau perusahaan. Buku-buku seperti Da Vinci Code, Harry Potter,  beragam karya Pramoedya Ananta Toer hingga kamus Bahasa Inggris-Indonesia mennghiasi rak buku Pustaka Anak Bangsa.  Pipit, siswi Madrasah Tsanawiyah, juga menggemari buku-buku karya Dan Brawn.

Bermula dari kegiatan menyediakan bahan bacaan, saat ini Pustaka Anak Bangsa mengadakan berbagai kegiatan. Contohnya, dari belajar komputer, belajar melukis di kanvas, menonton film bareng, belajar memasak, belajar menjahit, diskusi setiap Sabtu malam, hingga penanaman obat-obatan tradisional.

Bagi pelajar SD atau madrasah Ibtidayah, Pustaka Bangsa melakukan kegiatan rutin bimbingan belajar  untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Para pengajarnya berasal dari siswa SMA, mahasiswa yang mengadakan kuliah kerja nyata atau guru lembaga kursus yang sama sekali tidak dibayar.

Selain itu, Eko membantu beberapa teman yang juga anggota Perpustakaanya untuk membuat perpustakaan di  tempat tinggalnya. Saat ini tercatat ada 26 perpustakaan yang menjadi perpanjangan tangan Pustaka Anak Bangsa yang tersebar di  35 desa di tujuh kecamatan se-Kabupaten Malang antara lain Poncokusumo, Tumpang, Wates, Kepanjen.  Imron mahmudi, salah satu anggota Pustaka Anak Bangsa, misalnya, sejak lima tahun lalu mendirikan Perpustakaa Harapan Bangsa di desa Belung kec. Poncokusumo

 Lokasi Pustaka Anak Bangsa saat ini di Jalan Brawijaya Sukopuro adalah tempat  ke-sembilan.  Untungnya Eko mendapat bantuan dana dari sejumlah lembaga sehingga dia bisa membeli tanah dan membangun sebuah perpustakaan yang cukup bagus Juli 2011.

Seluruh ongkos opersional seperti membayar listrik, langganan Internet, membeli buku bergambar, lem, pensil, cat warna, atau kanvas ditanggung Eko yang mendapat penghasilan sebagai penjaga stan pemeran buku di berbagai kota atau juga dari honor sejumlah cerpen yang dimuat di tabloid dan majalah.

Inspirasi Indonesia dari malang

dikutip dari sumber aslinya dan sedikit perubahan
http://satu-indonesia.com/index/finalis/1/Eko%20Cahyono%20%28Malang%29.html

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCPenney Coupons